- Dinamika Pembangunan Nasional
Melaksanakan
tugas pembangunan berarti adanya upaya secara bersama-sama antara pemerintah
dan masyarakatnya untuk meningkatkan taraf hidup bangsa dengan mengerahkan seluruh
kemampuan yang dimiliki.
Pembangunan
nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia,
bergerak melakukan perubahan secara terus-menerus dan bertahap kea rah kemajuan
dan perbaiakn seluruh aspek kehidupan bernegara.
Upaya yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat Indonesia
sudah barang tentu tidak akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan atau
sasaran yang telah ditargetkan tanpa dibarengi oleh perumusan kebijaksanaan dan
strategi pembangunan nasional yang jelas.
Dalam pembahasan aspek dan gerak
dinamika pembangunan nasional terdapat lima
aspek komponen yang merupakan tujuan akhir pembangunan nasional bangasa Indonesia,
antara lain:
- Kemakmuran di bidang material; diartikan sebagai kesebacukupan dalam kebutuhan fisik yang terutama terwujud dalam bentuk tersedianya sandang, pangan dan papan.
- Kesejahteraan mental; dikaitkan dengan tersedianya kesempatan untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka penambahan pengetahuan dan ketrampilan.
- Kesejahteraan fisik dan rohaniah; berkaitan erat dengan keamanan dari berbagai jenis gangguan, baik yang menyangkut nyawa maupun harta benda kita. Sedangkan kerohanian berkaitan dengan kebebasan menganut suatu ajaran agama tertentu berdasarkan keyakinan seseorang serta melakukan ibadatnya menurut ajaran agama yang dipeluknya.
- Kebahagiaan; tidak semata-mata dalam wujud kebendaan melainkan pengakuan terhormat atas tingginya harkat dan martabat manusia itu.
- Masyarakat bangsa yang berkeadilan sosial; memberikan keadilan yang sama terhadap semua orang, bukan berdasarkan kemakmuran material seseorang.
- Pola Dasar dan Prinsip Penyelenggaraan Dinamika Pembangunan Nasional.
Pola dasar
pembangunan nasional menggariskan apa yang menjadi tujuan pembangunan nasional
yang pelaksanaannya dilakukan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah,
bertahap dan berkelanjutan untuk memingkatkan kemampuan nasioanl dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain.
Terdapat sembilan
asas yang memberi arah pelaksanaan pembangunan nasional, kesembilan asas
tersebut adalah
- Asas keimanan dan ketaqwaan;
Bahwa segala usaha dan kegiatan
pembanguna nasioanl dijiwai, digerakkan dan dikenadalikan oleh keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME sebagai nilai luhur yang menjadi landasan
spiritual, moral, dan etika dalam rangka pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila.
- Asas manfaat;
Bahwa segala usaha dan kegitana
pembangunan nasional memberikan manfaat bagi kemanusiaan, kesejahteraan rakyat
dan pengembangan pribadi warga Negara serta mengutamakan kelestarian
nilai-nilai luhur budaya bangsa.
- Asas demokrasi Pancasila;
Bahwa untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional dilakukan dengan semnangat kekluargaan yang bercirikan
kebersamaan, gotong royong, persatuan dan kesatuan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat.
- Asas adil dan merata;
Bahwa pembangunan nasional
dilakukan atas usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat dan di
seluruh wilayah tanah air dimana setiap warga Negara berhak memperoleh
kesempatan berperan dan menikmati hasilnya secara adil sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan.
- Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam kehidupan;
Bahwa dalam pembangunan nasional
harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan
keserasian dan keselarasan antara kepentingan dunia dan akhirat, material dan
spiritual jiwa raga, individu, masyarakat dan Negara, pusat dan daerah serta
antardaerah, kepentingan kehidupan darat, laut dan udara serta kepentingan nasional
dan internasional.
- Asas hukum;
Bahwa setiap warga Negara dan
penyelenggara Negara harus taat pada hokum yang berintikan keadilan dan
kebenaran, serta Negara diwajibkan untuk menegakkan dan menjamin kepastian
hukum.
- Asas kemandirian;
Bahwa pembangunan nasional
berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, serta
bersendikan kepada kepribadian bangsa.
- Asas kejuangan;
Bahwa penyelenggara Negara dan
masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan semnagat pengabdian serta
ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakn kepentingan bangsa
dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Asas ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahwa dalam penyelenggaraan
pembangunan nasioanl perlu menerapkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pelaksanaan
pembangunan nasional dilakukan dengan berpegang pada prinsip yang dijadikan
pedoman dalam penyelenggaraannya, antara lain:
- Kesemestaan, bahwa pembangunan nasional bersifat komprehensif, artinya menyatukan seluruh aspek kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia.
- Partisipasi rakyat, betapapun kulifiednya para aparat penyelenggara Negara dan matangnya program-program pembangunan yang dicanangkan; tidak akan membawa hasil yang optimal tanpa didukung oleh partisipasi rakyat.
- Keseimbangan, mengandung makna bahwa pembangunan nasioanl harus seimbang.
- Kontinuitas, cita-cita akhir bangsa Indonesia tidak akan tercapai dalam kurun waktu satu generasi. Hal ini berarti bahwa usaha mewujudkannya harus diperjuangkan secara terus-menerus.
- Kemandirian, pelaksanaan pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri yang bersendikan pada kepribadian bangsa.
- Skala prioritas, pelaksanaan pembangunan dibatasi oleh berbagai keterbatasan, sehingga tidak mungkin semua bidang atau masalah dilaksanakan atau ditangani dalam waktu bersamaan.
- Pemerataan disertai pertumbuhan, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh bangsa Indonesia.
Pembangunan di
berbagai sektor telah dilaksanakan secara terus-menerus, makin meningkat
meluas, mendalam, dan makin merata dalam kerangka trilogi pembangunan.
Pelaksanaan pembangunan pada setiap sektor telah berhasil mengatasi masalah
mendasar dan telah memberikan hasil yang berupa peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan serta membangun landasan yang kuat untuk repelita-repelita
selanjutnya.
- Hasil Pembangunan di Indonesia
Suksesnya
pelaksanaan pembangunan nasional didukung oleh beberapa faktor yaitu:
a. Kemerdekaan
dan kedaulatan bangsa,
Untuk terselenggaranya pembangunan
ekonomi bangsa Indonesia,
modal yang dipandang sangat penting adalah modal yang mencerminkan harga diri
dan martabat bangsa yang merupakan motivasi kuat untuk bertekad memperbaiki
nasib dengan mengandalkan kekuatan sendiri.
b.
Posisi geografik negara,
- tesedianya sumber daya lam tertentu
- Skla prioritas pembangunan ekonomi yang harus dipertimbngkan
- Jenis masalah yang diperhitungkan
- Akses kepada sumber ekonomi yang dibutuhkan, tetapi berada di luar batas wilayah negara kita
Adalah beberapa
implikasi atas posisi geografis Negara kita.
c.
Penduduk,
Jumlah penduduk
yang besar merupakan keunggulan yang luar biasa menguntungkan bagi bangsa Indonesia.
Bila potensi ini dapat didayagunakan dan ditingkatkan terutama kualitas fisik
dan mental intelektualnya, maka selain merupakan sumber tenaga kerja yang besar
serta menjadi konsumen bagi pasaran industri nasioanl, juga dapat menjadi modal
utama Indonesia
dalam menghadapi persaingan global di dunia internasional.
d.
Kekayaan alam,
Keberhasilan
pembangunan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia selama ini tidak terlepas
dari dukungan sumber daya alam yang dimiliki, yang menjadi modal dasar
pembangunan ekonomi nasional.
e.
Faktor rohaniah dan mental,
Keimanan dan ketaqwaa
terhadap Tuhan YME serta diterimanya Pncasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan merupakan factor pendukung bisa terlaksanya pembangunan ekonomi.
f.
Globalisasi ekonomi,
Tata pergaulan
dunia yang melahirkan globalisasi di berbagai bidang terutama di bidang
informasi dan ekonomi memberikan peluang untuk mengenali dan memanfaatkan
budaya ekonomi bangsa lain dan membuka jalan masuk keluarnya produk dalam dan
luar negeri yang akan bersaing dalam pasar internasional.
g.
Kepercayaan kreditur luar negeri,
Keberhasilan
pembangunan ekonomi bangsa Indonesia
menambah kepercayaan kreditur luar negeri.
h.
Situasi politik nasional yang stabil,
Hal ini merupakan
kesadaran bahwa dalam keadaan situasi politik yang stabil pembangunan di segala
bidang bisa diselenggarakan.
Pelaksanaan
pembangunan nasional tidak berjalan mulus seperti yang dikehendaki tetapi
pelaksanaannya banyak dihadapkan pada berbagai masalah yang merupakan
penghambat pembangunan nasional. Faktor-faktor penghambat tersebut adalah :
1. gejolak
sara; adanya perbedaan suku, ras dan agama, dapat dimanfaatkan oleh kelompok
tertentu untuk menimbulkan gejolak sara yang dapat mengancam persatuan dan
kesatuan Indonesia.
2. produktivitas
penduduk yang rendah; masih tertinggalnya Indonesia
di bidang produktivitas yang masih rendah serta tingkat pertumbuhan penduduk
masih cukup tinggi membuat sumber daya manusia Indonesia
saat ini lebih cenderung menjadi beban yang menghambat laju pertumbuhan Indonesia.
3. Kesenjangan
social; kesenjangan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja (pengangguran),
pelayanan kesehatan, kesenjangan pembangunan antar daerah dapat menyebabkan
kecemburuan social.
4. Kekurangan
modal dan teknologi,
5. Persaingan
dan proteksi negara lain di bidang perdagangan; persaingan semakin ketat
terhadap komoditas ekspor serta tindakan proteksi Negara lain merupakan
hambatan pengembangan ekspor Indonesia.
6. Tingkat
pendidikan bangsa Indonesia;
tingkat pendidikan bangsa Indonesia
kebanyakan masih rendah serta masih banyak ditemui penduduk yang buta aksara.
3.
Gambaran
tentang Hasil Pembangunan Indonesia Jangka Panjang 25 Tahun Tahap Pertama
Sasaran utama PJPT 1 91969-1994)
adalah terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan
berkembang di atas kekuatan sendiri. Titik berat pembangunan PJPT 1 ditujukan
pada bidang ekonomi yang diarahkan pada tercapainya keseimbangan antara sector
pertanian dan industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dalam hal
sandang, pangan, dan papan. Dinamika pembangunan nasional tercermin dari setiap
upaya dan hasil-hasil yang telah dicapai dari mulai Repelita I sampai dengan
Repelita V.
Repelita pertama :
Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian.
Repelita kedua :
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
Repelita ketiga :
Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang mengolah
bahan baku
menjadi barang jadi.
Repelita keempat :
Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan
meningkatkan industri sendiri baik industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam repelita-repelita
selanjutnya.
Repelita kelima :
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untu memantapkan swasembada pangan
dan meningkatkan hasil produksi pertanian lainnya dan sekctor industri
khususnya industri yang menghasilkan untuk ekspor, industri yang banyak
menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian serta industri yang
dapat menghasilkan mesin-mesin industri.
Seluruh upaya yang dilaksanakan
pada setiap tahapan repelita tersebut dimaksudkan untuk memungkinkan
terciptanya landasan yang kokoh bagi pembangunan di bidang-bidang yang lain.
- Bidang ekonomi, menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dengan titik berat pada kekuatan industri yang didukung oleh sector pertanian yang kuat.
- Bidang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sosial Budaya; kehidupan masyarakat Indonesia yangselaras dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesamanya dan alam sekitarnya, serta memiliki keseimbangan kehidupan lahiriah dan batiniah, serta mempunyai jiwa yang dinamis and semangat gotong royong.
- Bidang politik; kesadaran kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta pembangunan kehidupan politik. Meningkatkan politik luar negeri yang bersifat bebas aktif untuk menciptakan perdamaian yang abadi.
- Bidang pertahanan keamanan; menciptakan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang mampu mengamankan perjuangan nasional, yang mencakup keseluruhan daya mampu bangsa dan Negara dengan ABRI sebagai kekuatan inti dan rakyat sebagai kekuatan dasar.
Pembangunan dalam
PJPT I telah berhasil mencapai tujuannya di berbagai bidang baik ekonomi,
sosial budaya, politik maupun bidang pertahanan keamanan. Namun, disadari pula
bahwa masih terdapat berbagai masalah yang sifatnya mendasar yang belum
terselesaikan sampai dengan akhir Repelita V. Pembangunan jangka panjang
pertama telah menghasilkan kemajuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan
telah meletakkan landasan yang cukup kuat bagi bangsa Indonesia untuk
memasuki PJPT kedua sebagai awal bagi kebangkitan nasional kedua dan proses
tinggal landas.
Era tinggal landas merupakan babak
baru dalam pembangunan nasional di mana pelaksanaan pembangunan selain
menitikberatkan pada sektor ekonomi, perhatian utama juga ditujukan pada
peningkatan mutu aspek sumber daya manusia Indonesia agar tercipta manusia
Indonesia yang unggul yang mampu mengemban amanah tongkat estafet pembangunan
di masa depan.
0 coment:
Posting Komentar